Kisah Jumhartono dan Anaknya – DemokrasiBabel.com

banner 120x600


Bangka Selatan, Demokrasibabel – Di balik hiruk pikuk kehidupan modern, masih ada kisah-kisah mengharukan tentang ikatan keluarga yang tak lekang oleh waktu. Salah satunya adalah kisah Jumhartono, seorang Warga Negara Indonesia (WNI) berusia 73 tahun, yang akhirnya dapat kembali bertemu dengan keluarganya di Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, setelah 20 tahun lamanya terpisah.

Perjalanan panjang Jumhartono dimulai ketika ia memutuskan untuk mencari rezeki di negeri jiran, Malaysia. Namun, takdir berkata lain. Sejak saat itu, ia kehilangan kontak dengan keluarganya, meninggalkan duka dan kerinduan yang mendalam.

Kabar tentang keberadaan Jumhartono akhirnya sampai ke telinga Polres Bangka Selatan pada awal Agustus lalu. Informasi tersebut datang dari Konsulat RI di Tawau, Sabah Malaysia, yang mengabarkan bahwa ada seorang pria tua dalam kondisi tidak sehat yang diantarkan oleh seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke kantor Konsulat. Dari hasil komunikasi, diketahui bahwa pria tersebut memiliki seorang anak yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Kapolres Bangka Selatan, AKBP Agus Arif Wijayanto, segera memerintahkan jajarannya untuk bergerak cepat mencari dan menelusuri keberadaan anak dari Jumhartono. Proses pencarian tidaklah mudah. Minimnya informasi dan keterangan menjadi kendala utama. Namun, berkat kegigihan dan kerja keras anggota Polres Bangka Selatan, akhirnya mereka berhasil menemukan seorang wanita bernama Haryati, yang diduga sebagai anak dari Jumhartono.

“Awalnya kita sedikit kesulitan mencari anaknya karena kurang informasi. Namun berkat kegigihan anggota kita, akhirnya didapatilah seorang wanita yang diduga anaknya Pak Jumartono bernama Haryati,” ungkap Kapolres.

Haryati kemudian dibawa ke Polsek untuk dihubungkan dengan Jumhartono melalui petugas Konsulat RI via video call. Momen haru terjadi ketika Haryati memastikan bahwa pria yang ada di layar adalah ayah kandungnya.

“Ibu Hayati kita bawa ke Polsek untuk dihubungkan ke Pak Jumhartono melalui petugas Konsulat RI via video call. Hingga akhirnya Ibu Hayati menyatakan bahwa benar itu adalah Bapaknya,” sambungnya.

Setelah memastikan identitas keluarga, pihak Polres Bangka Selatan dan Konsulat RI mulai mengurus proses pemulangan Jumhartono ke Bangka Belitung. Setelah melalui proses yang panjang selama lebih dari satu bulan, akhirnya Jumhartono dapat dipulangkan dan tiba di Pangkalpinang pada 21 September 2025.

“Alhamdulillah, Pak Jumhartono nya tiba dengan selamat sampai di Pangkalpinang. Kemudian, kita bawa langsung ke Polres Bangka Selatan didampingi petugas Konsulat RI untuk selanjutnya mempertemukan Bapak dan anaknya ini setelah 20 tahun lama berpisah,” terang Agus.

Puncak dari kisah ini adalah pertemuan mengharukan antara Jumhartono dan Haryati di Mapolres Bangka Selatan. Tangis haru dan bahagia pecah saat keduanya bertemu kembali setelah 20 tahun lamanya terpisah. Haryati tak menyangka bahwa ia masih diberi kesempatan untuk bertemu dengan sang ayah, yang selama ini dianggap telah tiada.

“Awalnya kita sudah pasrah karena sudah 20 tahun lebih tidak bertemu. Jadi seperti dianggap sudah meninggal dunia. Tapi takdir berkata lain, kita masih dipertemukan dengan ayah,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.

Haryati pun tak lupa menyampaikan rasa terima kasihnya kepada semua pihak yang telah membantu mempertemukannya kembali dengan sang ayah. “Kami sangat merasa bersyukur alhamdulillah dan mengucapkan berterimakasih banyak kepada Pak Kapolres Bangka Selatan dan jajarannya serta pihak dari Konsulat RI yang berada di Malaysia,” pungkasnya.

Kisah Jumhartono dan Haryati ini menjadi bukti bahwa ikatan keluarga adalah sesuatu yang sangat berharga dan tak dapat dipisahkan oleh jarak dan waktu. Semoga kisah ini dapat menginspirasi kita semua untuk selalu menghargai dan menjaga hubungan baik dengan keluarga tercinta.



Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *