Pangkalpinang – Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Maryam, menyampaikan keberatan keras atas tindakan aparat keamanan yang menembakkan gas air mata dalam pengamanan aksi unjuk rasa penambang rakyat di depan kantor PT Timah Tbk, Senin (6/10/2025).
Maryam yang hadir langsung di lokasi menilai keputusan penggunaan gas air mata tersebut tidak mempertimbangkan kondisi lingkungan sekitar yang merupakan kawasan dengan aktivitas publik padat.
“Saya anggota Komisi IV DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bagian kesehatan dan pendidikan sangat berkeberatan dan sangat mengecam dengan keputusan yang diambil oleh pihak pengaman untuk mengeluarkan gas air mata untuk menghalau para pendemo,” tegas Maryam.
Ia menjelaskan, kawasan sekitar lokasi aksi dikelilingi oleh fasilitas umum penting, seperti rumah sakit, pusat perbelanjaan Transmart, serta sekolah dasar yang masih beroperasi saat kejadian.
“Di depannya adalah rumah sakit, sebelahnya lagi itu Transmart. Lalu berdekatan di situ juga ada SD dan ini akibatnya, efeknya,” ujar Maryam.
Maryam meminta agar aparat keamanan lebih bijak dan berhati-hati dalam mengambil keputusan di lapangan, terutama saat pengendalian massa di area publik. Ia menilai tindakan semacam ini dapat berdampak langsung pada masyarakat yang tidak terlibat dalam aksi.
“Pihak pengaman harus mempelajari situasi di sekitar. Apakah akan berdampak kepada pihak-pihak lain yang tidak ada kaitannya. Dalam hal ini perlu diantisipasi, jika keputusan A diambil, apa efeknya ke orang-orang lain,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Maryam juga meminta pihak PT Timah Tbk dan aparat keamanan untuk memperbaiki koordinasi agar kejadian serupa tidak terulang.
“Untuk itu kepada pihak PT Timah, kemudian pihak pengaman, bagaimana kalian berkoordinasinya, ini diperhitungkan tidak sebelumnya? Sehingga efeknya jatuh ke anak-anak seperti ini. Belum lagi pengaruhnya ke rumah sakit sekitar,” pungkasnya.
