Pangkalpinang, Demokrasibabel – PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah (UIW) Bangka Belitung melalui Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Bangka kembali menegaskan komitmennya dalam mendorong transisi menuju energi bersih melalui penandatanganan perjanjian penjualan Renewable Energy Certificate (REC) dengan PT Mitra Stania Prima (MSP). Kegiatan yang berlangsung di Aula UP3 Bangka, Pangkalpinang, ini menjadi tonggak penting dalam kolaborasi antara sektor ketenagalistrikan dan industri pertambangan yang berorientasi pada keberlanjutan lingkungan.
General Manager PLN Unit Induk Wilayah Bangka Belitung, Ira Savitri, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi tinggi kepada PT MSP yang telah menjadi pelopor penggunaan energi hijau di sektor pertambangan timah di Bangka Belitung. Sejak tahun 2023, PT MSP secara konsisten telah menggunakan REC dan mencatat akumulasi pembelian sebanyak 21.697 unit. Atas konsistensi tersebut, PLN memberikan Plakat Green Energy sebagai bentuk penghargaan atas komitmen PT MSP dalam mendukung pengurangan emisi karbon dan penggunaan energi terbarukan.
“PT MSP patut diapresiasi karena menunjukkan bahwa industri juga dapat berperan aktif dalam transisi energi. Kami berharap semangat ini bisa menjadi inspirasi bagi pelaku industri lainnya di Bangka Belitung untuk turut mewujudkan ekosistem energi yang bersih dan berkelanjutan,” ujar Ira.
Direktur Operasional PT MSP, An Sudarno, menjelaskan bahwa sebelumnya perusahaan menggunakan energi fosil dalam proses peleburan timah. Selain biaya operasional yang tinggi, hasil produksi juga kurang optimal. Setelah beralih ke listrik dari PLN, performa proses produksi meningkat signifikan. Saat ini, PT MSP telah menggunakan listrik PLN dengan daya terpasang sebesar 5,7 megawatt (MW) dan berencana menambah kapasitas daya guna meningkatkan efisiensi serta produktivitas.
“Penggunaan REC menjadi indikator penting yang membantu PT MSP meraih Proper Hijau dua kali untuk unit Smelter (2023 & 2024), serta satu kali untuk Tambang Mapur (2024). Kami meyakini bahwa langkah ini adalah jalan yang tepat menuju target kami berikutnya, yaitu meraih Proper Emas dan menjadi perusahaan timah ramah lingkungan pertama di Asia Tenggara. Ini sejalan dengan visi kami untuk membangun industri yang tidak hanya berkelanjutan secara ekonomi, tetapi juga bertanggung jawab terhadap lingkungan,” jelas An Sudarno.
Dalam kesempatan yang sama, Manager PLN UP3 Bangka, Muhammad Taufik, menegaskan kesiapan PLN dalam mendukung pertumbuhan industri melalui pasokan listrik yang andal dan bersih. Ia juga menyambut baik rencana PT MSP untuk menambah kapasitas daya di masa mendatang.
“PLN siap berkolaborasi dan memenuhi kebutuhan daya tambahan PT MSP kapan pun dibutuhkan. Kami mendukung penuh langkah pelanggan industri yang mengadopsi energi bersih sebagai bagian dari transformasi bisnis,” ujar Taufik.
REC merupakan salah satu instrumen produk hijau inovatif dari PLN yang mempermudah pelanggan mendapatkan pengakuan atas penggunaan energi baru terbarukan (EBT) secara transparan, akuntabel, dan diakui secara internasional. Harga satu unit REC, yang setara dengan 1.000 kilowatt hour (kWh) atau 1 megawatt hour (MWh). Hingga Semester I Tahun 2025, penjualan REC PLN secara nasional telah mencapai 13,68 terawatt hour (TWh).
“REC adalah solusi sederhana namun berdampak besar bagi pelanggan yang ingin berkontribusi terhadap energi bersih tanpa harus membangun infrastruktur sendiri,” tutup Ira.
PLN menegaskan bahwa kerja sama seperti ini merupakan bagian dari strategi besar perusahaan dalam mendukung agenda nasional transisi energi, dari energi fosil menuju energi terbarukan. PLN terus membuka ruang kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk sektor industri, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang ramah lingkungan dan rendah karbon.